Rabu, 30 September 2009

Sade - By Your Side

The Power Of Music

Dapat membangkitkan semangat, dapat menimbulkan harapan, dapat mengulang kenangan, dapat menggugah hati. Kata-kata yang mengena di hati, ditunjang dengan alunan nada yang memanjakan telinga.


By Your Side (SADE)

you think i'd leave your side baby
you know me better than that
you think i'd leave you down when you're down on your knees
i wouldn't do that
i'll tell you you're right when you want
and if only you could see into me


oh when you're cold
i'll be there
hold you tight to me

when you're on the outside baby and you can`t get in
i will show you you're so much better than you know
when you're lost and you're alone and you cant get back again
i will find you darling and i will bring you home


and if you want to cry
i am here to dry your eyes
and in no time
you'll be fine

you think i'd leave your side baby
you know me better than that
you think id leave you down when you're down on your knees
i wouldn't do that
i'll tell you you're right when you want
and if only you could see into me








Hmmm, bagus ya liriknya.
    Hmmm, lagunya juga enak.
         SIP deh.

Selasa, 29 September 2009

DEVISA; baca,sadari,ubah

Sering banget dong kita denger istilah devisa. Bagi orang yg berkecimpung di ekonomi pasti ngerti banget A to Z about devisa. Tapi buat aku-yang-sekeluarganya-ekonomi-tapi-akunya-gak-ngerti-ekonomi sejujurnya ga ngerti-ngerti banget ttg devisa itu. Pas lagi blogwalking, nemu blog ttg devisa (suamigila.com). Jadi ngerti deh.

*
*
*

Devisa adalah salah satu faktor yang penting (kalo gak yang terpenting) bagi sebuah negara. Devisa yang kasus kita memakai USD, quite simply bisa dianalogikan sebagai semua tabungan yang sang ayah miliki dalam sebuah keluarga.

Ketika si anak sakit, sang ayah menjebol tabungannya untuk belanja obat. Ketika atap bocor, si ayah keluarkan tabungannya untuk benerin atap.

Ketika anaknya pengen sekolah, ayah bayar SPPnya pake devisa.

Dari mana ayah dapat devisanya? Ada banyak caranya.

Ayah A, menanam kopi di kebunnya dan di depan rumah bikin gerai kopi. Dia jual capuccino mahal. Untung besar setelah rugi sedikit dari bikin gerai kopinya. Sekalian dia nanem sayur dan piara dan buka gerai burger. Di kebunnya juga ada kayu jati. Di garasi dia bikin mainan kayu dan dia jual mahal mainan itu. Ayah 1 ini menjual barang jadi.

Yaitu harga jual = modal + bahan mentah + keahliannya.

Ayah B, punya hal yang sama. Dia punya kebun kopi, sapi dan hutan kayu. Tapi dia jual panen biji kopinya. Dia jual panen sayur dan sapinya. Dia jualin kayunya. Tentunya karena semuanya bahan mentah, harga jualmya gak seberapa.

Yaitu harga jual = bahan mentah.

Misalnya : Ayah B jual biji kopi 500 perak 1 kilo ke ayah A. Di mana 1 kilo bisa bikin 100 cangkir. Ayah B kemudian haus dan beli kopi ke ayah A. Harga 1 cangkir 200.

Nah, kebayangkan kan betapa ayah A makin kaya, sedangkan ayah B makin miskin tiap harinya?

Betapa tiap harinya, devisa ayah B makin menipis sedangkan devisa ayah A makin meningkat.

Ayah B adalah Indonesia dan ayah A adalah negara maju.

Kita sebagai rakyat Indonesia gak bisa menghalangi free trading atau gak bisa menghalangi global commerce. tapi setiap barang impor yang kita beli, sebagian dari duit itu pergi ke negara lain.

Ayah kita adalah negara kita. Dia memegang devisa dalam USD. Kita sebagai rakyat memegang IDR. Sejatinya, kita sebenernya tidak memiliki USD kita secara personal. Maksudnya gini.

kasus 1:

Elo eksport biji kopi, laku USD 1000. kemudian, lu pengen beli motor. USD 1000 lu itu ada di tangan lu, tapi sebenernya itu devisa milik negara. Ini karena setelah lu ekspor kopi, lu gak mungkin memakai USD untuk beli motor kan? makanya lu pasti tukerin USD 1000 ke negara ke rupiah, barulah beli motor.

Di kasus ini, berkat elu, devisa negara bertambah USD 1000. Sebagai tukarannya, negara memberikan elu rupiah 10 juta untuk lu pake.


Kasus 2:

gue menghabiskan 2 juta per bulan beli kopi enak asal (katakanlah perancis) bernama Bax. Enak banget. Yang gue gak sadar adalah, dari 2 juta rupiah itu, katakanlah 1 juta (USD 100) diambil oleh manajemen Bax balik ke negaranya. Apakah negara itu mengambil 1 juta rupiah? gak lah, mana laku rupiah di negara dia. Untuk mengambil 1 juta rupiah itu, Bax tukar 1 jutanya ke negara Indonesia dan dengan terpaksa negara memberikan Bax USD 100. Abis itu, Bax bawa USD 100 itu balik ke negaranya. Di negaranya, USD juga gak laku. Yang laku Euro. Makanya sesampai di Perancis, dia tukarkan USD 100 itu ke euro.

Hasil:

1. Gue bokek 2 juta.
2. Negara berkurang devidanya USD 100.
3. Perancis bertambah kaya USD 100.
4. Bax tambah kaya karena dapet Euro itu.

Dari sini keliatan ada dua bahaya:
1. Indonesia adalah pengekspor bahan mentah. yang mana harganya murah.
2. Indonesia juga mengonsumsi barang jadi yang mahal harganya.

Intinya, di kala petani kita ekspor biji kopi dan garmen, mereka dapet paling cuman USD 1 juta dan menjadi devisa negara. Tapi berapa banyak orang kota minum kopi? beli baju branded? beli sepatu import? konsumsi barang impor kita bisa menggerus devisa yang petani udah susah payah kumpulkan untuk negara.

Kalo kita pengen maju, negara harus punya uangnya/devisanya. Kita komplen pendidikan gak maju. Pemerintah akan meningkatkan pendidikan kalo ada devisa untuk bangun sekolah, lab, etc. Dari mana devisanya? harus lebih banyak orang Indonesia yang buka gerai seperti Bax itu. Di mana saking kerennya, kita yang buka cabang di negara mereka dan menyedot devisa mereka menjadi devisa negara kita.

Intinya apa coba? Kita lah yang harus mulai.

1. Beli produk lokal agar
- devisa negara tidak tergerus.
- murah
- mengurangi pengangguran.

2. Bikin usaha lokal yang menginternasional agar
- bisa ambil devisa negara lain untuk negara kita.
- jadi kaya
- juga menyerap tenaga kerja

Kalo Indonesia miskin, jangan gampang salahin pemerintah. Kita liat dulu pola konsumsi kita. gue gak bilang untuk boikot produk impor. Gue juga gak bilang kita harus pakai 100% produk lokal karena jujur aja, bikin mobil dan lainnya kita belum bisa.

Tapi yang penting ini: gua gak berhak ngatur orang bagaimana mereka harus berkonsumsi. tapi kita semua bisa memilih 1 dari 2 hal:
1. Pola konsumsi yang menggerus devisa negara?
2. Pola konsumsi yang tidak menggerus devisa negara?
dan ingat, devisa negara lah yang membangun subway. Devisa negara lah yang membangun jembatan dan jalan.

Jadi, gue personally, gak akan maki-maki kenapa jakarta gak mampu bikin subway, kalo gue lagi kejebak macet sambil minum kopi brand import.

*
*
*

Sekarang yuk kita tilik barang sehari-hari kita.
Merk tas kita?
Merk baju, celana, sepatu kita?

mau pakai merk apa aja itu emang hak kita, sebagai anak muda mungkin branded jadi salah satu hal penting (penulis-udah-ga-muda), atau mungkin faktor kualitas yg kebanyakan orang mikir klo produk dari luar tu bagus n tahan lama. Padahal ya gak juga.

Ur country, ur choice.












(hehehe, gambarnya makanan semua. penulis-suka-makan)

Jumat, 25 September 2009

Twitter


Apa pula ini?

Sejak jaman frenster, beralih ke fesbuk, n sekarang welcome to twitter. Ckckck. Bener-bener peralihan. Sebelum itu mungkin cuma ada chat mirc atau YM.

Kenal yg namanya internet sejak jaman seragam putih biru klas 3. Diajak secara persuasif ma temenQ bernama Marlia yg hobinya chatting kala itu. Tiap pulang sekolah, sering bgt mampir ke warnet cuma buat chatting. Jaman dulu, internet aku taunya cuma buat chatting, belum kenal surfing, browsing, etc. Ampun deh.

Awalnya cuma ikut-ikutan. Tapi lama-lama mulai tertarik juga. Ngobrol ma org baru, umur beda, tempat beda, profesi beda, bahkan ma bule2 ga jelas juga. Kecanduan mpe ngebayangin lagi ngetik buat chat gitu, paraaahhh!!

Tapi dulu mirc kbnykn org yg ga jelas n juga para pemula. Lama-lama males juga tiap ngobrol ma orang baru harus selalu ngulangi introduksi. "Hi, asl plz". Hehehe,,

Jadi mulai beralih ke YM yg lebih berkelas.
YM lebih seru aplikasinya, lebih hidup. Emoticons de.el.el
(andin_senyumsehat@yahoo.com).

Kemudian wabah frenster mulai berhembus. (www.m.friendster.com/profile/user/13618773). Dari tahun 2005 mpe 2008 akhir. Dari friendster juga, aku mendeteksi pacarku jaman itu suka flirting ma "adek2" (out of record).

Trus tiba2 frenster mulai terasa sepi. Ada apa dengan frenster (AADF). Ternyata semua udah beralih ke fesbuk. Hmmm, mau ga mau harus mau ikut pindahan ke fesbuk (fb). Awalnya aku ngrasa fb tu terlalu rame, sedikit2 tercantum di wall, komen foto aja ikut ketulis di wall, jadi kesannya crowded bgt! Tapi itu dulu, skrg fb rasanya COMPLETE. Mainan ada, komen foto ada, upload video ada, note ada, notification ada, bday ada, forums ada, group ada, status ada. Weh bener-bener sesuai slogannya, " help u connect n share with people arround u ". Anak SD aja punya FB!
(www.facebook.com/andina.ns)

Tapi sekarang mulai tercium bau-bau twitter. (www.twitter.com/andin_milktea)Belum terlalu rame sih. Fb masih tergolong ramai, frenster mah udah kayak kuburan di malam hari.

Twitter. Sejujurnya aku juga msih ga mudheng. Masih bingung. Masih blm fun. Yah, mulai diseriusin klo udah pada beralih lagi. Sekarang mah masih viva fb!

Kamis, 24 September 2009

Akhirnya dapet juga pasien GTC

Di postingan sebelumnya aku pernah nulis tentang kriteria kasus di lab prostho, salah satunya GTC, the most expensive one!

Akhirnya, di akhir siklus, aku mulai mengerjakan pasien GTC ku. Namanya pak Ari Permana. Gigi yang kukerjakan adalah geraham atas kanan atau molar satu. Dari posisi giginya, dah kebayang susyenya aku bakal preparasi gigi tersebut. Ga segampang gigi depan atau gigi bawah. Tapi ya udah, dapetnya juga itu, dianggap tantangan ajah.

Perkiraanku, ngerjain preparasi (ngurangin gigi tetangga sebagai gigi pegangan) bakal cepet. Tapi tyta cukup lama.

Awalnya masih takut-takut n ditunjang dg posisi gigi yang pemalu di bagian belakang sehingga butuh retraksi pipi yang ekstra. Rasanya sayang gigi bagus kok dikurangin, jadi nguranginya masih dikit. N alhasil acc dosen jadi ga dapet secara masih kurang preparasi giginya. Yawda aku mulai beringas dalam mengurangin giginya, n yippie acc juga. Ga sia-sia punggung, tangan, n leherku yang kemeng selama ini.

Oh ya, salah satu kesulitannya, pak Ari ini orangnya gampang banget sariawan. Beliau cerita, dalam seminggu pasti ada sariawan. Mpe beliau udah kebiasa. Apa kena RAS ya? (Recurent Apthous Stomatitis). Jadi juga karena kena kaca mulut, besoknya sariawan. Setelah kucetak rahangnya, besoknya sariawan. Aku retrak pipinya, besoknya juga sariawan. Kasihan bgt lah. Mpe udah aku kasih obat sariawan plus redoxon lho! Bahkan pas gigi tiruannya jadi, waktu pemasangan jadi mundur karena lagi sariawan itu. Hehehe. Gak pa pa mundur drpd pas dipasang malah nyenggol sariawannya, pasti perih bgt kan. Huhuhu.

Tapi alhamdulillah pak Ari tu orangnya sabar n kooperatif bgt. Kita partner banget deh dalam proses pembuatan GTC ini. Makasih ya pak.

Sekarang pak Ari udah make GTCnya, n alhamdulillah hasilnya memuaskan. Semoga bermanfaat ya pak. Amiin. C;

Sabtu, 12 September 2009

Anugrah atau Cobaan (sepele tapi penting)

Aku ga tau ini anugrah atau cobaan.
Gini ceritanya :
.
.
Aku beli prabayar/ voucher buat ngenet wife dari warnet di sebelah kosku. Aku mintanya yang 10 jam aja dengan harga 25 ribu.

Price list:
5 jam Rp 15.000
10 jam Rp 25.000
1 bulan Rp 250.00

DAn ternyata setelah aku pake di kos buat ngenet aku check saldo n waktunya kok aneh, kok buat 30 hari (30x24 jam), bingung tapi senang kayak dapet durian rontok. Aku check amplop pembungkusnya bener kok ada tulisan 10 jam (Rp25000). Tapi dicheck dalemnya ternyata price 250000.... Wow, ternyata itu voucher yang 1 bulan. Mungkin penjualnya kurang teliti dalam melihat harga antara 25000 dan 250000.

What should i do??

Aku beli dengan harga yang sesuai kemampuan, tapi klo ternyata dapat yang lebih, sungguh beruntungnya aku, rejeki.. Tapi klo dipikir lagi, itu hakQ ga ya?? Binguuuungggg,,,

Selasa, 08 September 2009

Benny & Mice, New Books

Jalan2 ke Toga Mas.

Huwaaaaaa, ada buku Benny-Mice terbaru.
Lost In bali 2, duh kok harganya lebih mahal dibanding buku yg pertama, tp ya sudahlah tetep dibeli.




Pas mau jalan ke kasir, huwaaaaa, ada buku benny mice lagi!
Presiden ke Presiden, lebih tebal!
Gahwat, budget buat beli 2 buku ada g yaaa..




Tapi lagi-lagi ya udahlah, beli semua.
Kalau yang namanya udah ngeFans, jadi gelap mata. Hoho..

Semoga menang kuis di bukunya yang liburan ke Bali buat 3 orang.
Sapa mau ikut? Hehehe... :P

Edisi Penyair

Tau ga?

Jaman mudaku dulu, aku sering bgt buat puisi, syair gitu lah. Apa yang ngganjel di hati klo dah dituangin di tulisan bisa mbuat plong. Terserah orang yang bersangkutan bakal baca atau gak, tapi rasanya udah kayak menyampaikan isi hati n pikiran. Nanti aku bakal nulis ulang di blog ini, salah satunya ini (yang umum aja dulu)


SELIMUT

Apabila aku takut
Aku akan membenamkan diri padamu
Apabila aku mengantuk
Aku akan mengajakmu bersama merajut mimpi

Selimutku yang hangat
Menutup rapat membungkus tubuhku
Seakan mampu melindungiku dari dinginnya kehidupan

Selimutku yang empuk
Kubentangkan membentuk permadani
Seakan selalu menyambutku dari kerasnya kehidupan
Kusandarkan tidurku padamu

Selimutku yang harum
Kuhirup dalam aromamu
Membiusku melupakan busuknya kehidupan
Membawaku terbang ke taman bunga

Mama,
Jangan kau tarik selimutku
Biarkan aku dalam anganku
Aku enggan
Menghadapi dunia yang makin membingungkan