Kamis, 15 Agustus 2013

Ceritaku Memperpanjang Paspor

Latar Belakang dan Permasalahan
Enam tahun yang lalu aku udah pernah buat paspor, yang artinya sudah expired dari satu tahun yang lalu. Paspor hijau yang dibuat dalam rangka mau umroh, dulu dibuat dengan sangat mudah. Mudah karena aku taunya datang hanya untuk difoto dan diambil sidik jari. Entah metode apa yang dipakai dulu aku tidak menanyakan karena masih tergolong imut belia. Tapi sekarang saat paspor sudah kadaluarsa padahal berancana gak jelas mau ke luar negeri, dan hidup gak semudah saat masih di bawah ketiak orang tua, aku mulai mencari tahu cara membuat/memperpanjang paspor. Searching engine bekerja.

Metode
Aku memutuskan memperpanjang paspor via online karena aku cuma perlu datang 2x. Kalau cara purbakala biasa, butuh datang 3x. Ada 4 dokumen wajib yang dibutuhkan, yaitu KTP, Kartu Keluarga, Akte Lahir/Ijazah/Surat Nikah, dan surat rekomendasi dari instansi. Dan karena aku perpanjangan paspor aku jaga butuh membawa paspor lamaku. Setelah berburu dokumen yang dibutuhkan, aku mengikuti prosedur mendaftar online. Upload satu-satu dokumen yang dibutuhkan. Lengkapnya tengok langsung di sini.

Pembahasan
Datanglah aku di hari yang ditentukan. Sesuai pesan para blogger pemburu paspor yang berbagi kisahnya, aku datang lebih awal, sebelum kantor imigrasi (kanim) buka. Pukul 07.30 mobil putihku sudah manis parkir di halaman kanim. Menunggu di dalam mobil, aku mengamati situasi dari kaca spion. Jam sudah bergerak mendekati pukul 8, para pemburu paspor sedikit mulai membanyak. Saat pintu kanim bergerak membuka, aku dengan sigap keluar dari mobil. 

Sekarang aku menjelaskan hal yang aku alami selaku pendaftar online ya. Tahap awal begitu masuk langsung tengok ke kiri, di situ ada petugas yang membagi formulir dalam map kuning secara GRATIS.  Si petugas itu yang ngasih tau, habis ngisi formulir tidak perlu mengambil nomer antrian, karena nomer antrian hanya untuk pendaftar non-online. Aku mengisi formulir di tempat yang disediakan. Isi formulir kurang lebih sama dengan pertanyaan yang kita isi saat mendaftar online. Jangan lupa bawa bolpen sendiri ya. Jangan kayak mas-mas sebelahku yang melompong karena ga kebagian bolpen.

Setelah selesai, cari tempat duduk sedekat mungkin di loket dua, karena gak ada nomer antrian jadi malah antri manual. Saat itu di depanku masih ada bapak-bapak yang sedang dilayani di loket dua. Di loket dua itu tahapan verifikasi dokumen. Kita menyerahkan fotocopy dan dicocokkan dengan dokumen yang asli. Nah bapak di depanku tadi nampaknya kesulitan, karena dari pendengaranku si bapak gak bawa KTP asli dengan alasan ketinggalan di tempat foto copy saat sedang scan dokumen. Tapi rasanya akting si bapak tergolong buruk, jadilah dia ga dilolosin n disuruh kembali lagi di hari lain. 

Saat giliranku aku sebenarnya cukup was-was secara ada satu dokumen yang aku ga bawa asli, yaitu KK. Petugas yang melayaniku adalah seorang pria muda rapi, ramah, dan sopan. Dia membaca surat rekomendasiku. Dia cukup surprised begitu tahu aku sedang mengambil program spesialis terus lihat umurku yang dianggap muda. Ternyata dia punya kenalan yang sedang coass di FKG dan belum lulus. Dia melanjutkan pertanyaan mau kemana dan tujuan  apa. Aku jawab ke Turki dan mau honey moon padahal belum jelas juga. Di sini hubungan aku dan petugas terkoneksi cukup baik. 

Dan mulailah dia mencari dokumen asli KK. Aku menjawab apa adanya KKnya hilang, nyelip di rumah. Dia langsung menjawab kalau gitu belum bisa diproses paspornya karena KK syarat mutlak, kalau hilang aku diminta mengurus surat kehilangan di kepolisian, atau kalau nyelip mungkin bisa ke notaris untuk legalisir, atau buat baru ikut KK suami. Mulailah aku nyerocos apa adanya, pengantin baru belum sempet ngapa2in, belum sempat mengurus dokumen2 resmi, dan lain2. Sang petugas awalnya diam saja dan tampak sibuk dengan dokumenku, n ujung-ujungnya mengecap dokumen. Aku komat kamit berdoa semoga dilembutkan hati si petugas tadi buat meloloskan aku, si pengantin baru yang kehilangan KK. Terus dia bergumam, "ya sebenarnya data mbak sudah cukup jelas dan sesuai antar dokumen, mbak juga sudah pernah membuat paspor sebelumnya". Dan Alhamdulillah, dengan cool si petugas tadi memberiku tanda terima permohonan, yang artinya aku lolos tahap verivikasi data. Alhamdulillaah. Terima kasih atas bantuannya. 

Selanjutnya aku baru ke tempat minta nomer antrian untuk pembayaran. Pas itu aku langsung teringat kalau aku belum ambil uang. Waduuuuuuuh. Tapi untunglah malam sebelumnya aku baru naruh sejumlah uang di dompet, aku hitung dan tampaknya cukup. Sekarang menunggu di loket 4, yaitu bagian kasir. Paspor 48 halaman dikenai 255 ribu rupiah. Yeay cukup duitku!

Setelah itu menunggu dipanggil nama untuk masuk ke loket foto. Saat giliranku, aku diminta melepas kacamata, menempatkan rambut di belakang telinga supaya telinga nampak, poni disibakkan karena dahi harus terlihat. Tak lupa aku tersenyum kecut. JEPREEEET.

Petugasnya lalu bertanya ke aku, "seperti ini cukup gak?" sambil nglihatin monitor yang udah ada fotoku tersenyum kecut. Waw aku heran dia menawarkan seperti itu, setauku kalau foto ya udah, gak akan ada kesempatan kedua, kalau jelek, ya jelek aja selama 5 tahun foto itu terpampang di paspor. Hahahaha. Aku lihat hasil fotoku, ya ternyata jelek sesuai perkiraan, rambut acak adut, tapi at least senyum kecutku lumayan manis, jadilah aku acc aja. Pantesan di luar ada mbak-mbak full make-up dengan niatan cantik pas foto. Harusnya natural ajah, kayak aku dan rambut singaku.

Kemudian menunggu antrian wawancara. Saat dipanggil, aku berhadapan dengan 2 bapk-bapak. Terjadilah perbincangan profesiku sebagai dokter gigi. Dan malah berlanjut sesi konsultasi pergigian. Untuk masalah paspor, aku cuma ditanyai tentang mau kemana dan tujuan apa. Alhamdulillah urusanku dimudahkan. Aku diberi tanda terima yang digunakan saat mengambil paspor 5 hari lagi.

Saat mau keluar gedung aku melirik jam. Total waktu yang kuperlukan untuk prosedur ini hanyalah 1 jam 45 menit. Tak lupa aku mengucapkan syukur.

Kesimpulan
1. Prosedur membuat/memperpanjang paspor cukup mudah asalkan kita mempunyai dokumen yang lengkap.
2. Tidak tampak ada pungli dalam prosedur ini. Map kuning gratis dan tidak tampak ada dalih menjual cover paspor. Biaya yang ada sesuai dengan yang tertera di website resmi.
3. Birokrasi yang kekeluargaan.

Cerita ini terjadi di KANTOR IMIGRASI I YOGYAKARTA, JL. SOLO KM.10

TAGS : cara membuat paspor, cara memperpanjang paspor, kanim yogyakarta, jogja