Kamis, 04 Desember 2014

Blink blink shoes

Siang ini sudah bertengger di matahari java mall dengan misi searching sepatu pesta, baju pesta n tas pesta. Yup dalam rangka mempersiapkan diri datang ke kondangan sahabat suami. Secara selama ini peralatan tempur ku ke kondangan selalu bermodalkan pinjem kakak perempuan ku. Setelah kakakku jengah dipinjem terus, ya udah aku beli sendiri.
Seorang andin yang selalu "down to earth" alias penggemar alas kaki teplek (flat shoes), akan berusaha menyentuh langit lebih dekat. Bertambah dekat 7 sentimeter.
Dan inilah hasil muter2 matahari dept.store yang tampaknya tengah berpihak denganku.  Beautiful high heels with 50% discount. Yip yip horray... 

Selasa, 11 November 2014

Uang NKRI yang Merepotkan

Sepulang praktek aku menyempatkan mampir mesin ATM A buat ambil uang buat dipindahin ke bank B via setoran tunai.

Setelah uang keluar dr mesin ATM dan masih hangat hangatnya aku menuju ke mesin setoran tunai B yang berjarak tidak lebih dr 5 menit perjalanan.

Setoran pertama lancar. Segepok uang masuk semua tanpa ada yang dikembalikan. Saat gepokan selanjutnya mau dimasukkan ada beberapa lembar uang yang di "reject"ma tu mesin sebanyak 6 lembar uang 100ribuan. Emang sih ada yg tertekuk. Setelah aku rapiin aku masukin lagi uang tadi.  Eh gak lama, tetep aja ada uang yang dilepeh lagi. Padahal uang tadi dalam kondisi bagus sehat walafiat. 

Coba lagi.  Gagal lagi.

Nah mulai su'udzon nih. Jangan-jangan ini uang palsu.  Tapi kok bisa yeah padahal tuh uang gress dari atm A. Memang sih aku perhatikan ada yang berbeda dari uang itu. Ada blok warna kuning di ujung atas bawah ujung sebelah kanan uang.

Aku pulang dengan gontai.

Di rumah aku langsung searching: bagaimana yang harus dilakukan bila mendapat uang palsu. Itu keywords ku.Hampir semua sumber mengatakan klo dapet uang palsu yang harus dilakukan adalah melaporkan ke kantor polisi atau ke Bank Indonesia. Tapi intinya adalah tidak akan mendapat pengganti dari uang palsu tersebut.

Lemes.

Lanjut pencarian kedua dengan keywords berbeda : uang edisi 2014. Karena aku lihat uang yang dicurigai palsu itu ternyata edisi 2014. Hasil mbah gugel mengatakan ternyata emang baru saja diluncurkan 17 Agustus 2014 lalu, uang pecahan 100ribu yang jumlahnya terbatas yakni 40juta lembar saja.

Sedikit ada harapan.

Mulai mengetik keywords ketiga : uang nkri + setoran tunai. Hasilnya cukup melegakan. Ada beberapa berita media popular dan beberapa curhatan di WordPress yang mengatakan kalau mesin setoran tunai memang belum mengenali uang edisi baru tadi. Semoga memang ini alasan uang ku direject dan bukan karena apes dapet uang palsu dari atm.

Jumat, 14 Maret 2014

99 Cahaya Di Langit Eropa


Nonton trailer film ini baru aja, padahal ternyata film ini dh ditayangin Desember tahun lalu [PART 1] dan part 2 nya baru ditayangin 6 Maret 2014

Lalu apa yang akhirnya menyita perhatianku.

Potongan-potongan adegan yang menggambarkan tempat-tempat indah di Eropa sana.
Salah satunya adalah Istanbul, Turki. Penggambaran Bosphorus Cruise, Blue Mosque, Haghia Sophia, n gak ketinggalan Grand Bazar di trailer tersebut sama persis apa yang kulihat Februari kemarin. Indah.

"Sebuah negara indah yang terbentang di antara benua Eropa dan Asia. Turki seakan diberkati menjadi sebuah negara yang penuh dengan warna. Warna yang berurai bagai pendaran cahaya indah yang memantul dari dua benua tempatnya berpijak. "

Blue Mosque

Hagia Sophia

Bosphorus Cruise
Ephesus

Cotton Castle, Pamukalle

Senin, 03 Februari 2014

Jual Kertas Bekas Lagi

Lulus lulus lulus!!

Alhamdulillah banget bisa melewati semua tahap pendidikan yang melelahkan..

Tahap ujian ketrampilan klinik alias UKK, yang dimulai dari semester 2 sampe 5, dari yang awalnya tegang pas UKK pertama, mpe rasanya njelehi pas UKK terakhir.

Tahap tesis dan semua printilannya. Tahap seminar propasal yang dengan suksesnya kulalui dengan mendapat nilai B. Secara pas itu lagi heboh2nya menyiapkan pernikahan indah nan suci serta wangi semerbak melati.

Persiapan yudisium juga gak mau kalah heboh. Diminta bikin naskah publikasi, summary, jurnal. Ooohh benar2 keluar menjadi spKg yang tertempa deh.

Semua tahap di atas menggunakan fasilitas kertas dan printer. Begitu semua selesai, tertumpuklah kertas2 tadi. Kertas UKK, kertas proposal tesis, ujian hasil tesis, ujian akhir tesis, naskah publikasi n semuuuuuaaanya.

Berbekal pengalaman menjual kertas bekas pas jaman lulus drg, aku mengeluarkan keahlianku lagi untuk menyortir kertas berdasar jenisnya. Kertas putih n kertas campur. Cerita pengalaman jualin kertas pas lulusan drg bisa dilihat disini.

Setelah selesai, kulihat tumpukan kertas di hadapanku gak sefantastis jaman selesai S1 dulu. Yaiyalah beda kuantitas selama 6 tahun n selama 2,5 tahun ya. Akhirnya aku todong mama mertua buat ikut njual kertas bekasnya juga. Proposalku disambut hangat n beliau mulai mengaduk simpenannya.

Beliau seorang guru sekolah menengah atas di yogyakarta. Kertas bekas versi beliau tentu gak jauh-jauh dari profesinya sebagai guru. Kertas ulangan siswa, makalah tugas siswa, LKS buram siap diangkut ke tempat penjualan kertas bekas.

Singkat kata, aku n suami mengendarai mobil berbagasi penuh oleh kertas bekas menuju Jombor, ke tempat penjualan kertas bekas yang dulu pernah kudatangi.

Sayang seribu sayang, di sana kami disambut dengan pelayanan yang mengecewakan. Dulu kami datang langsung kertas di timbang menggunakan sejenis timbangan kantong beras. Namun sekarang, walau kami datang cukup pagi n tentunya lumayan sepi, kami diminta mendaftar dulu n masuk di garasi karena kami pakai mobil. Mbaknya bilang tunggu saja sampai dipanggil. Kami diserobot oleh mobil deck yang begitu datang langsung parkir tepat di depan pintu garasi. Kami percaya aja ma kata mbaknya yang nunggu dipanggil, tapi begitu pintu garasi dibuka n orang selanjutnya masuk, yang masuk tentu saja mobil deck yang udah parkir di depan, kami melongo aja. Dari situ suami dah mulai bete.

Ya aku berusaha menenangkan, ya udah kita parkir di depan garasi aja. Takut keserobot lagi, karena ada mobil deck lain yang baru saja datang. Suami memarkirkan mobilnya sesuai instruksiku. Setelah menunggu, pintu garasi terbuka lagi, mobil deck yang telah kosong tadi melengang pergi. Saatnya kami masuk, pikirku. Eh ma mbaknya yang bukain pintu garasi malah mobilku disuruh mundur dulu n yang disuruh masuk malah mobil deck belakang kami yang baru datang.

Di situ akupun juga  jelas ikut males. Ga jelas karena apa, mungkin karena sistemnya yang ala terminal alias ngawur, sengawur wajah mbaknya, atau kami kurang dianggap karena kuantitas kertasnya jelas kalah ma mobil deck. Kami memutuskan gak mau berlama-lama di tempat itu. Kami nyari lagi tempat penjualan kertas bekas lainnya di daerah itu.

Kami bertemu dengan tempat U.D Sregep tak jauh dari tempat pertama yang malesi tadi. Kami langsung ke pusatnya karena cabangnya kebetulan tutup.  Di pusatnya, mobil kami dipersilakan masuk ke halaman belakang. Disitu tampak setumpuk kertas menggunung dengan pegawai yang menggunung pula. Begitu mobil kami berhenti. Beberapa pegawai wanita (4-5 orang) bergegas datang untuk mengambil kertas kami di bagasi mobil. Perasaan saat itu seeenneeeeng baget. Dari awalnya ke tempat yang gak jelas n dicuekkin, sekarang kami langsung disambut seperti itu. Merasa dihargai. Sesuai deh ma nama perusahaannya, SREGEP o(^^)O


Kertas kami dengan cekatan ditimbang, dihitung harganya. Salah satu petugas tak lama kemudian menghampiriku memberi secarik kertas kuitansi n beberapa lembar uang #matahijau

Aku lihat kertas kami dinilai memang lebih murah dibandingkan tempat awal sebelumnya beberapa tahun yang lalu. Aku gak tau harga kertas emang turun atau emang di tempat ini nilai belinya lebih rendah. Tapi aku gak mo ambil pusing, karena udah terlanjur kecewa banget ma tempat yang pertama.

Akhir kata, Alhamdulillah,,