my fav drummer batita walau sakit, tetep ceria ni lho bagian yang sakit assalamu'alaimum, pak haji (amiin) weis, kayak model profesional gayanya, tapi kok lidahnya melet bantuin papah nyiram tanaman sore-sore di tengah hutan, nyengir-nyengir pertama kali ketemu kuda, freak out!! bete gara-gara dipasangin bunga sejak kecil udah dibiasain kena air, biar ga takut air triple ksatria pedang kayu ikan koi
Sebal rasanya bila menghadapi seseorang yang tidak bersyukur dengan apa yang telah dimilikinya.
Mungkin ini sebagai pengingatku untuk senantiasa mensyukuri apa yang aku punya.
One of my friend have asked me while we were listening to stay the same-song, "have you ever felt like this song? Don't you ever wish u were someone else?"
. .
"Maybe sometimes, but i appreciate my life. Even its extraordinary."
. .
But human is just a human. So you, my friend. Me also.
Aku punya keponakan umurnya 2 tahun kurang 2 bulan. Namanya ARYA NARENDRA WISANGGENI.
Arya anak yang lucu n menggemaskan. Dia memanggilku -tante Adin- dulu. Tapi sekarang dia udah fasih menyebutku tante Andin.
Seringkali aku pulang Semarang, dengan Arya sebagai tujuanku. Jadi alangkah senangnya pas aku pulang, pas juga ada mas Didit (Arya's dad) pulang Semarang juga. Karena dia mesti nginep di rumahku (Telaga Bodas), itu artinya Arya n mbak Novi (Arya's mom) yang tinggal di rumah Murbei jadi ikut nginep di rumah Telaga Bodas.
Tapi kepulanganku kali ini, mas Didit ga pulang Semarang. Dan aku juga ga enak ma mb. Novi kalau mberitau aku lagi di Semarang sebab dia pasti akan membawa Arya ke Telaga Bodas buat mampir. Takutnya jadi ngerepotin gitu deh.
Jadi pas papah tanya, "dah ngasih tau Didit kamu di Semarang?" Aku cuma menjawab, "gak usah aja, aku gak enak. Takut ngrepotin"
.
Malamnya aku memikirkan Arya, dan sedikit sedih karena kemungkinan gak bisa ketemu dia di kepulanganku kali ini. ='{
.
Pagi harinya, aku dibangunkan dengan ketukan pintu yang bersemangat. Dengan masih mengantuk, aku beranjak dari tempat tidur untuk mbuka pintu.
Adekku berdiri di depan kamar dengan menggendong mahluk mungil n tembem. Mahluk mungil itu tersenyum cerah dan dengan semangat memanggil, " tante Andiiin!!"
Aryaaa,,
=D
Akupun langsung mengambil alih Arya.
Sang pengasuhnya cerita, kalo tadi pagi pas bangun pagi, Arya bangun2 langsung manggil namaku. Tante Andin, tante Andin. Ibunya, mbak Novi, yang sebenarnya juga ga tahu kalau aku lagi ada di Semarang memutuskan untuk nge drop Arya n pengasuhnya ke Telaga Bodas (dia sendiri mau jaga di RS), sebab mb Novi juga mikir kemungkinan aku ada di semarang karena ini week end. N ternyata bener aku ada di rumah.
Alhamdulillahirrobil 'alamiin,,
Selasa, 19 Januari 2010, 10.30 - 11.30 WIB kesampaian juga hajat operasi mandiriQ.
Banyak hal sebelum bisa sampai ke moment ini. Pasien yang malah pulang kampung n kesibukan pasien sehingga jadwal operasi jadi mundur.
Tarik ulur pasien. Pasien udah aku limpahkan ke temenku, tapi karena hal yang tak terduga, akhirnya malah aku kerjain sendiri juga.
Tabrakan jadwal operasi sama temen, tapi malah temenku itu gak jadi operasi karena pasiennya mbatalin.
Semuanya kayak permainan ular tangga. Terkadang berjalan biasa - terkadang naik tangga dengan mendapat kemudahan - namun terkadang meluncur turun dan mundur beberapa langkah.
Ya Alloh,,
1. frenulum tebal dan tinggi sehingga mengakibatkan diastema sentral maksila
2. anesthesi area sekitar frenulum
3. jepit frenulum dengan hemostat, kemudian insisi
4. jahit bagian bibir untuk menghentikan perdarahan
5. interupted suture sebanyak 3 jahitan
6. insisi daerah perlekatan interdental
7. hilangkan perlekatan frenulum
8. hingga terlihat area tulang yg berwarna keputihan
9. aplikasi periodontal pack (coe-pack)
Makasih buat mbak Arny, asisten operasiku yang cekatan.
Ribka, pasien yang kooperatif.
Dan tentunya drg. Kwarta yg memberi ilmu.
Nah ini setelah 2 minggu, kemudian pasien "dikembalikan" ke bagian ortodonsia untuk dilakukan perawatan selanjutnya.
Kata yang paling pas menurutq untuk menggambarkan stase di Periodonsia adalah "perbudakan yang suka rela". Terkesan sadis memang, maklum penulis lebay (^~^). Mungkin kami para coass udah terbiasa susah dapet pasien mpe harus nyari-nyari sendiri, n tibalah kami di stase perio, lab dimana membanjirnya individu-individu dengan gigi berjaket kalkulus (karang gigi) dan belepotan stain entah akibat rokok atau konsumsi teh/kopi.
Berjubelnya permintaan/kebutuhan, tapi tidak diiringi dengan kuantitas dental chair yang tersedia. Hanya ada 6 kursi yang mau ditunggangi, 2 kursi sisanya impoten, kursi uss tepatnya. Klo kursi manual sih kayak kuburan, hawanya sepi (kurang peminat) dan suram (karena harus extra kerja keras mencangkul karang).
Jadilah kami para coass yang pas dapet jatah kursi uss langsung menggila. Jatah 3 shift terisi pasien semua. Selesai 1 pasien, datang yg laen, n tau2 hari udah sore. Bener bener romusha. Gak peduli wajah udah berminyak n kuyu - ga sedap dipandang.
Banyak cerita tentang perio, terutama tentang pasien2nya. Ada yg giginya bersih banget mpe bingung apa yg mau dibersihin. Ada yg kotor buanget mpe bikin operatornya menelan ludah (glek), sisingkan lengan baju n siap bekerja.
Sifat pasien juga macem2. Ada yang biasa n tanpa kesan. Ada yang ramah. Ada yang cuek. Bahkan aq pernah dapet pasien cowok dandy, rambut kencling jabrik pake Bricks, pake sepatu ujung lancip (iuh), n ujung2nya dia melototin temen cowokku, sesama coass, dengan pandangan 'aneh'. Hehe, kasihan temenq coass cowok yang dpandangi, jadi merinding dia. Untung dia ga mpe minta nomer hape temen koassku. Hahahahaha,,