Walau tahun ini belum diwajibkan bagi kami residen konser baru alias anggota muda, tapi faktor penarik seperti pingin mencicipi menjadi bagian dari keluarga konser se Indonesia, pingin menjelajahi surabaya yang belum pernah aku datangi sebelumnya, dan pingin beli alat di pameran, mampu membuatku mengotak atik isi tabungan bni untuk bisa berada di event ini.
Untungnya kami dapet previlage dengan biaya pendaftaran yang flat, jadi walo kami bayarnya udah mepet, tetep dengan harga 650rb. Sekian duit itu tentunya ga sedikit (apalagi di Jogja relatif seret incomenya dibanding di Semarang), aku n temen berusaha memangkas biaya lain. Salah duanya adalah biaya hotel dan transport.
Proudly present Citi Hub Hotel Surabaya hanya 305rb/malam. Apa keistimewaannya? Keistimewaan utama adalah boleh diisi berapapun orangnya tanpa kena tambahan biaya. Cihuy kami (4 kepala) pesen kamar yang king bed, n tidur ala palisade. Kami pesen 4 hari 3 malam dengan total 915rb, dan artinya 230rb/kepala selama 4D3N itu. Walau tanpa free breakfast, tapi ttp disediakan paket makan pagi yg jempol, jempol rasanya n jempol harganya, 15rb udah makan n minum. My fav was seafood friedrice n hot lemon tea.
Klo transport, kita ambil kereta, berangkat naek Sancaka 95rb n pulang digendong Bima 240rb. Ada sepotong kisah menggelitik yaitu saat pramugari wira-wiri nawarin makanan n minuman. Pertamanya nawarin minuman, ga tertarik. Makanan juga ga tertarik. Tapi mereka tanpa putus asa terus bolak balik gerbong kami, menawarkan macam makanan yang berbeda2. Dari nasi goreng, bihun, bistik, rames, tapi yang menggugurkan pertahananku malah mie rebus. O oww,,
Kami juga dapat pinjaman selimut. Saat dapet aku endus2, waw wangi. Enak, nyaman, hangat selama perjalanan. Sayangnya pas perjalanan mau usai tnyta kami ditagih biaya sewa selimut, 4rb/piece. Kami ndomblong, semua tak menyangka, kik kik kik.
.....
Seturun dari kereta, panasnya udara Surabaya langsung menempel. Keringat berebut keluar dari pori-pori, terlebih bawaanku yang tidak beroda sedikit menyusahkanku. But i am a tough woman (?).
Beberapa peringai supir taksi dalam stasiun tidak menyenangkan di kuping, jadilah kami mencari taksi di luar stasiun, dapatlah kami taksi cipaganti merah 25rb diisi 5 orang. Yang paling bervolume tentunya duduk depan menemani pak taksi.
KISAH NON AKADEMIK. Selama berhari-hari di Surabaya, aku baru menyadari betapa Surabaya punya banyak mall yang besar. Tapi kesempatan kali ini kami baru menjelajahi 3 mall saja. Tunjungan Plaza alias TP di hari pertama , Surabaya Town Square alias Sutos di hari kedua, n Grand City di hari terakhir.
Ki : cik shopaholic beraksi ; Ka : lunch @ foodcourt TP
Gemerlapnya Sutos kala malam di Surabaya
Suanana bulan natal di Grand City Mall
KISAH AKADEMIK. Tempat seminar adalah hotel JW MArriot yang ditempuh dengan taksi 10rb/go dari tempat kami menginap. Hari pertama kami harus daftar ulang dulu. Alhamdulillah lancar, kami dapat seminar kit dan kupon makan. Sudah banyak orang disana, mengantri maupun bereuni. Mereka tampak high class dengan berbaju kebanyakan batik. Aku merasa seperti anak kuliahan dengan kemeja ungu dan celana abu-abu kebanggaan (emang masih kuliah deng).
Baru kali ini ikut seminar besar, jadi baru tau kalo gak semua materi bisa kita ikuti. Kita disuruh milih mau ikut seminar apa aja, materi apa, pembicara siapa, sebab tempatnya dipisah jadi 3-4 ruangan. Rasanya pingin ikut semuaaaaaa, sungguh betapa haus akan ilmu. Hehehe.
Saat seminar juga ada saatnya ingin pembuktian diri dengan meninggalkan jejak, salah satunya adalah chek in di hotel jw marriot via foursquare, hihihihi. Salah satunya lagi adalah foto2 seperti di bawah ini, kami bahkan menarik salah satu pembicara, n bahkan duduk d singasana pembicara, maklum hari terakhir jadi nekat.
Pameran alat juga sungguh bling bling. Bener-bener deh konser ini sinergis banget ma kemajuan teknologi, sayang untuk sekarang belum kuat tunjuk ini itu untuk beli ini itu seperti rata-rata spesialis konser yang kuamati saat itu. Doakan saya, teman-teman.
Dan inilah pencapaian kami, sebuah sertifikat 7 SKP beserta paket lainnya berupa ilmu, pengalaman, dan kebersamaan. Alhamdulillah.
KISAH NON AKADEMIK. Selama berhari-hari di Surabaya, aku baru menyadari betapa Surabaya punya banyak mall yang besar. Tapi kesempatan kali ini kami baru menjelajahi 3 mall saja. Tunjungan Plaza alias TP di hari pertama , Surabaya Town Square alias Sutos di hari kedua, n Grand City di hari terakhir.
Ki : cik shopaholic beraksi ; Ka : lunch @ foodcourt TP
Gemerlapnya Sutos kala malam di Surabaya
Suanana bulan natal di Grand City Mall
KISAH AKADEMIK. Tempat seminar adalah hotel JW MArriot yang ditempuh dengan taksi 10rb/go dari tempat kami menginap. Hari pertama kami harus daftar ulang dulu. Alhamdulillah lancar, kami dapat seminar kit dan kupon makan. Sudah banyak orang disana, mengantri maupun bereuni. Mereka tampak high class dengan berbaju kebanyakan batik. Aku merasa seperti anak kuliahan dengan kemeja ungu dan celana abu-abu kebanggaan (emang masih kuliah deng).
Baru kali ini ikut seminar besar, jadi baru tau kalo gak semua materi bisa kita ikuti. Kita disuruh milih mau ikut seminar apa aja, materi apa, pembicara siapa, sebab tempatnya dipisah jadi 3-4 ruangan. Rasanya pingin ikut semuaaaaaa, sungguh betapa haus akan ilmu. Hehehe.
Saat seminar juga ada saatnya ingin pembuktian diri dengan meninggalkan jejak, salah satunya adalah chek in di hotel jw marriot via foursquare, hihihihi. Salah satunya lagi adalah foto2 seperti di bawah ini, kami bahkan menarik salah satu pembicara, n bahkan duduk d singasana pembicara, maklum hari terakhir jadi nekat.
Pameran alat juga sungguh bling bling. Bener-bener deh konser ini sinergis banget ma kemajuan teknologi, sayang untuk sekarang belum kuat tunjuk ini itu untuk beli ini itu seperti rata-rata spesialis konser yang kuamati saat itu. Doakan saya, teman-teman.
Dan inilah pencapaian kami, sebuah sertifikat 7 SKP beserta paket lainnya berupa ilmu, pengalaman, dan kebersamaan. Alhamdulillah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar